Senin, 06 Juli 2020

Mulih

MULIH

Mulih nggadhahi pinten-pinten werdi.

Minggu, 12 April 2020

PUISI


PUISI
Beberapa pengertian puisi menurut para ahli.
1. H. B. Jassin
Menurut H. B. Jassin, puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.
2. Herman J. Waluyo
Menurut Herman J. Waluyo, puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
3. Sumardi
Menurut Sumardi, puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata bermakna kiasan (imajinatif).
4. Theodore Watts-Dunton
Menurut Theodore Watts-Dunton, puisi adalah suatu ekpresi yang konkret dan bersifat artistik dari sebuah pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
5. James Reevas
Menurut James Reevas, puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.
6. Panuti Sudjiman
Menurut Panuti Sudjiman, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang bahasanya terikat oleh suatu irama, matra, rima, dalam penyusunan larik dan baitnya.
Menurutmu, puisi itu sebenarnya apa?
Silakan tuliskan pendapatmu itu dalam bahasa yang lebih mudah dipahami.

Unsur-Unsur Puisi

Puisi  dibentuk oleh struktur batin dan struktur fisik yang ada di dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan. Berikut ini beberapa unsur puisi.

A. Struktur Batin

Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat puisi,  yang terdiri dari beberapa hal.

1. Tema/ Makna (sense)

Ini adalah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang penyair dengan media utama berupa bahasa.

2. Rasa (feeling)

Ini adalah sikap penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.

3. Nada (tone)

Nada merupakan sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan puisi dengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.

4. Tujuan (intention)

Tujuan/ maksud/ amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh  penyair kepada audiensnya.

Struktur Fisik

Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan cara pengungkapan dalam bentuk visualisasi atau perwajahan puisi dengan beberapa ekspresi berikut ini.

1. Perwajahan Puisi (tipografi)

Tipografi adalah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwajahan puisi ini sangat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi.

2. Pilihan Kata (diksi)

Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh penyair.

3. Imaji

Imaji adalah penggunaan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair (pendengaran (audial), penglihatan (visual), dan perasaan(taktil)) sehingga dapat memengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.

4. Kata Konkret

Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata yang digunakan umumnya berbentuk kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.

5. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini disebut juga dengan majas (metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain-lain).

6. Rima

Rima  adalah persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun di akhir puisi. Rima dapat dilihat secara vertikal, persamaan bunyi pada akhirbaris dalam satu bait, dan horisontal, persamaan bunyi pada setiap kata dalam satu baris.
Rima vertikal berjenis (a) rima sejajar berpola: a-a-a-a; (b) rima kembar berpola: a-a-b-b; (c) rima berpeluk berpola: a-b-b-a; dan (d) rima bersilang berpola: a-b-a-b.
Rima horisontal berjenis aliterasi yakni persamaan konsonan pada setiap kata dalam satu baris dan asonansi yaitu persamaan vokal pada setiap kata dalam satu baris.

Jenis-Jenis Puisi

Jenis-jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan zamannya. Mengacu pada pengertian puisi di atas, berikut beberapa jenis puisi.

A. Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan penulisan,  misalnya jumlah kata dalam baris-baris puisi, jumlah baris dalam satu bait puisi, persajakan, jumlah suku kata dalam setiap baris, dan irama puisi
Berikut ini termasuk dalam puisi lama.
  1. Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dipercaya memiliki kekuatan magis.
  2. Pantun, yaitu bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan rima akhir ab-ab.
  3. Karmina, yaitu pantun kilat yang bentuknya lebih pendek dari pantun.
  4. Seloka, yaitu pantun berkait yang berasal dari Melayu klasik yang berisi pepatah.
  5. Gurindam, yaitu puisi yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama.
  6. Syair, yaitu puisi yang terdiri dari empat baris dengan bunyi akhir yang sama.
  7. Talibun, yaitu pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki rama abc-abc.




B. Puisi Baru
Puisi baru adalah jenis puisi yang lebih bebas dibanding puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Berikut ini beberapa puisi yang termasuk puisi baru.
  1. Balada, sajak sederhana yang mengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan, yang terkadang dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog.
  2. Himne (gita puja), yaitu sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan untuk Tuhan atau Dewa.
  3. Ode, yaitu puisi lirik berisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema serius.
  4. Epigram, yaitu puisi yang berisi tentang tuntunan/ ajaran hidup.
  5. Romansa, yaitu jenis puisi cerita yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
  6. Elegi, yaitu syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian.
  7. Satire, yaitu puisi yang menggunakan gaya bahasa yang berisi sindiran atau kritik dan disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi.
  8. Distikon, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 2 baris (puisi dua seuntai).
  9. Terzina, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 3 baris (puisi tiga seuntai).
  10. Kuatren, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 4 baris (puisi empat seuntai).
  11. Kuint, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 5 baris (puisi lima seuntai).
  12. Sekstet, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 6 baris (puisi enam seuntai).
  13. Septima, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 7 baris (tujuh seuntai).
  14. Oktaf/Stanza, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 8 baris (puisi delapan seuntai).
  15. Soneta, yaitu puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, yakni 2 bait pertama masing-masing 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing tiga baris.

C. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah jenis puisi yang berusaha keluar dari ikatan konvensional puisi. Jenis puisi ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tidak lagi mementingkan tentang irama, gaya bahasa, dan hal-hal lain yang umumnya terdapat pada puisi lama dan baru.
Berikut ini termasuk dalam puisi kontemporer.
  1. Puisi mantra, puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra.
  2. Puisi mbeling, puisi yang sudah tidak mengikuti aturan dan ketentuan umum dalam puisi.
  3. Puisi konkret, puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis (wajah dan bentuk lain secara visual) dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media.

Referensi
1.    Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum 2013, Revisi 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Jumat, 17 Januari 2020

Monster uler

Monster uler

Pawarta cobra temtunipun langkung narik kawigatosan tinimbang namung uler. Jinis ulo punika pancen dados momok kangge kathah tiyang. Mboten namung upasipun ingkang mandi sanget. Nembe mireng bilih punika ulo cobra, kita sampun njegreg. Sauwat pikiran lajeng mbayangaken ingkang nggegirisi.
Benten kaliyan uler. Wujudipun pancen maneka warni. Wonten ingkang ireng njanges, wonten ingkang ijo kados godhong, wonten ingkang lorek-lorek, wonten ingkang kuning, lan sanes-sanesipun. Malah wonten ingkang endah warnanipun.
Uler mboten nggadhahi upas ingkang ndadosaken tiyang tilar donya. Ananging wujudipun saged kaanggep nggilani dening sawatawis tiyang. Ningali uler ingkang pating kloget tiyang saged girap-girap.
Pinten-pinten dinten punika nembe usum uler jati. Sasampunipun wit jati trubus godhongipun, uler jati kados-kados njedhul makaten kemawon. Ngertos-ngertos godhong ingkang suwau ijo royo-royo lajeng prigis.
Dinten candhakipun lajeng pating grandhul uler jati. Wonten ingkang nlusup sangandhapipun godhong garing, ndhelik sasela-selanipun watu, wonten ingkang ngetiging pados panggenan aman, wonten ingkang kabekta angin lajeng mrambat cendela, nempel tembok. Malah wonten ingkang mlebet griya liwat ngandhap kori ingkang mboten rapet.
Uler ingkang mboten nggegirisi lan mboten mbebayani manawi jumlahipun ewon saged kemawon dados monster. Monster ingkang ndhatengaken raos jijik lan gilo.
Namung kemawon. Tiga sekawan dinten malih. Monster uler punika badhe malih dados enthung ingkang wujudipun benten sanget kaliyan uleripun. Enthung utawi ungker punika malah dados berkah dhateng sawatawis tiyang ing sawatawis dhaerah.
Monster uler dados monster ungker. Salah satunggaling kaelokan ingkang ngeram-eramaken panggesangan kita.

(Senin Wage, 30 Desember 2019)

30 menit

30 menit
Sehat punika dados pepinginanipun saben tiyang. Mawarni-warni cara kausahakaken supados awak tansah sehat. Kanthi awak sehat sadaya pakaryan saged karampungaken kanthi sae.
Olahraga salah satunggalipun cara ingkang saged dipun tindakaken. Maneka warna wujudipun olahraga punika. Wonten ingkang kedah ngetokaken wragad kathah. Wonten ingkang murah meriah. Malah wonten ingkang tanpa sak sen kemawon wragadipun.
Punapa kemawon jenisipun olahraga ingkang kapilih, ingkang paling wigati mboten sanes inggih sehat. Sehat punika langkung larang reginipun dipun bandhingaken kaliyan wragad ingkang kasadhiyakaken.
Sehat sanes babagan ingkang cekap pun suwun lan dipun dongakaken. Kados ingkang kita tindakaken nalika nuweni tiyang sakit ing rumah sakit. Ingkang pun suwun pasien saged sehat lan waras kados wingi uni.
Sehat kedah dipun usahakaken. Lan usaha punika salah satunggalipun inggih kanthi olahraga.
Tigangdasa menit sanes wekdal ingkang dangu kangge olahraga. Nanging mumpangatipun ageng sanget kangge ngusahakaken sehat. Sumangga.

(Kemis Kliwon, 26 Desember 2019)