Senin, 28 September 2015

Bertukar Peran

Bertukar Peran

ROMA 12: 4
“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama.“

Suatu ketika seorang suami berdoa kepada Tuhan : “Ya, Tuhan, betapa tidak adilnya hidup ini. Aku bekerja mencari nafkah buat keluargaku siang dan malam. Aku sering merasa lelah sementara isteri dan anak-anakku hanya duduk menunggu di rumah. Aku minta pada-Mu agar Kau ubah istriku menjadi diriku agar ia tahu betapa berat tanggung jawab yang harus kupikul, dan aku ingin Kau ubah diriku menjadi istriku, sehingga aku punya banyak waktu untuk beristirahat di rumah”
Dan Tuhan pun mengabulkan permintaan pria itu. Paginya, saat ia bangun. Ia melihat istrinya yang sudah berubah menjadi pria telah meninggalkan rumah untuk bekerja dan dia yang telah menjadi wanita memulai pekerjaannya dengan memandikan anak-anak, menyiapkan makanan dan mengantar anak-anaknya ke sekolah.
Sepulang dari mengantar anak sekolah, ia mencuci pakaian yang sudah menumpuk sambil terus memperhatikan jam untuk menjemput anak-anaknya pulang sekolah. Ia juga  memasak untuk makan siang. Berikutnya, ia harus mengantar anak-anaknya les piano dan menari di sanggar.
Belum sempat beristirahat, ia menerima undangan arisan ibu-ibu di RT. Malam harinya ia harus menemani anaknya mengerjakan PR dan menyiapkan makan malam. Sementara itu, istrinya yang telah menjadi dirinya sudah tertidur pulas. Begitulah ia menjalani aktivitas rutinnya tiap hari.
Setelah dua minggu, ia datang lagi kepada Tuhan dan berdoa, “Tuhan, ternyata menjadi seorang isteri sangat repot dan melelahkan. Aku tidak sanggup untuk menjalaninya terus. Aku  mohon kepada-Mu, ubahlah aku kembali menjadi pria seperti semula”.
                                             
Tuhan menjawab, “ Baiklah, tapi kita harus menunggu sembilan bulan lagi”. “Apa? Mengapa harus sembilan bulan lagi? Dua minggu ini sudah menjadi hari yang sangat menyiksa dan berat bagiku”, kata pria itu protes.
“Masalahnya, saat ini kamu sedang hamil!”, jawab Tuhan kalem.

Saudara yang terkasih, Tuhan menjadikan setiap orang menurut jenis dan perannya masing-masing. Kepada setiap orang, Tuhan memperlengkapi dengan kemampuan untuk memikul tanggung jawab sesuai dengan tugasnya, sehingga masing-masing dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan maksud Allah.
Hal ini menjadi gambaran gereja yang walaupun satu tubuh namun memiliki banyak anggota dengan fungsi dan tugasnya yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Bacaan hari ini ROMA 12:4 “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama.“
Sebagai anggota Tim Pelayanan GKJ WU, kita memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing. Satu-satunya tugas kita adalah mengerjakan bagian masing-masing dengan penuh tanggung jawab. Ketika semuanya itu terjadi, tim pelayanan akan bergerak dengan sendirinya. Selanjutnya tinggal membangun ketaatan anggota tim untuk mengikuti sistem kerja yang ada.
Mari  kita kerjakan bagian kita dengan tulus dan penuh syukur. Tuhan memberkati. Amin.

                                                                         (Dimodifikasi dari Bertukar Peran, https://                                                                                          dokterkrisna.wordpress. com/ category/kisah-                                                                                    inspiratif/) 

Perbedaan untuk Kesehatian

Perbedaan untuk Kesehatian

AMSAL 16: 4a
“TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, ..”

Saudara yang terkasih,
Renungan pembukaan dalam kegiatan Kesehatian Personalia Tim Pelayanan GKJ WU ini akan saya awali dengan sebuah cerita tentang burung elang dan burung gagak. 
Adalah seekor burung elang. Dengan  kekuatan sayapnya, burung elang menyambar seekor anak domba. Dengan  kukunya yang kuat ia membawanya anak domba itu pergi jauh ke angkasa.
Seekor  burung gagak ternyata menyaksikan kejadian itu. Terbayang  di benaknya sebuah gagasan bahwa dia pun mempunyai kekuatan untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan burung elang tersebut. Dengan  membuka sayapnya lebar-lebar terbanglah gagak itu di udara dengan galaknya. Dia  meluncur ke bawah dan dengan cepat mencengkeram bagian punggung seekor domba. Ketika  dia mencoba untuk terbang kembali dia baru sadar kalau tidak bisa mengangkat domba tersebut. Lebih celaka lagi, dia tidak dapat terbang karena kukunya terjerat bulu domba.
Gagak itu mencoba dengan sekuat tenaga untuk lepas dari jeratan bulu domba. Walaupun  dia meronta-ronta mencoba untuk melepaskan dirinya, jeratan itu terlalu sulit untuk dilepaskan. Dia  merasa putus asa dan tetap tinggal di atas punggung domba tersebut.
Seorang gembala melihat burung gagak itu mengibas-ngibaskan sayapnya berusaha melepaskan diri. Penggembala  itu tahu apa yang telah terjadi. Penggembala  itu pun berlari dan segera menangkap burung itu. Penggembala mengikat dan mengurung burung gagak itu.
Menjelang  sore, penggembala itu memberikan burung gagak kepada anak-anaknya di rumah untuk bermain.
“Betapa lucunya burung ini!” Kata anak-anak sambil tertawa.  “Ini burung apa, Ayah?”
“Itu burung gagak, Anakku. Tetapi jika kamu bertanya kepadanya, dia akan menjawab dia adalah seekor burung elang.”

Saudara yang terkasih, Tuhan mengaruniakan kepada setiap orang talenta yang khusus bahkan unik untuk tujuan masing-masing. Tidak ada seorang pun yang sama. Ketidaksamaan sering  memunculkan rasa iri hati terhadap orang lain. Tidak bisa bernyanyi iri terhadap yang bisa. Tidak  memiliki kemampuan bermusik iri terhadap yang mempunyainya. Tidak dapat bicara panjang lebar iri terhadap yang memilikinya. Dan perasaan-perasaan iri lainnya.
Sikap iri hanya sebagian sikap negatif yang kadang muncul. Ada berbagai tindakan yang kadang berakibat lebih destruktif. Tindakan yang dapat mengganggu komunikasi atau bahkan relasi di sebuah komunitas.
Sebagai satu tim pelayanan di GKJ WU, kita masing-masing memiliki kemampuan sekaligus ketidakmampuan. Kemampuan dan ketidakmampaun dapat bersinergi untuk saling melengkapi. Yang mampu tidak boleh merasa paling mampu. Yang tidak mampu tidak boleh iri atau bahkan minder. Sebuah tim adalah kesatuan yang saling mengisi. Sebuah tim adalah bersatunya berbagai kemampaun untuk mencapai tujuan bersama, GKJ WU yang hidup sekaligus menghidupi. GKJ WU adalah komunitas kita. Tempat kita hidup, dan berolah pelayanan. Menjadi tanggung jawab kita untuk menjaganya.
Tuhan mengingatkan agar kita bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan. Dua hari ini, kita mencoba mewujudkan ungkapan syukur itu untuk membangun kesehatian dalam pelayanan. Hanya dengan kesehatian, kita akan  dipakai oleh Allah untuk menggenapi tujuan yang mulia atas hidup kita. Amsal 16: 4a: “TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, ..”. Amin.



Kamis, 12 Februari 2015

Hari Baru

Hari Baru

Hari ini ritme sudah menemukan sentuhannya. banyak penyesuaian yang membuat semua optimis. Tetapi harus tetap menjaga irama yang kadang menjadi pertanyaan. Konsistensi perlu dijaga. Apalagi jika keragu-raguan masih melintas. Hari baru memang kadang-kadang membuat kebutuhan akan konsentrasi bertambah.