Minggu, 26 September 2010

एंडलेस LOVE

Endless Love
Kejadian 13: 1 – 8

13:1 Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lot pun bersama-sama dengan dia. 13:2 Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. 13:3 Ia berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb sampai dekat Betel, di mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai, 13:4 ke tempat mezbah yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN. 13:5 Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan kemah. 13:6 Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama. 13:7 Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu. 13:8 Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. 13:9 Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri."

Ibu, Bapak, dan keluarga besar SMA Kristen yang dikasihi Tuhan,
Sungguh berbahagia kita hari ini karena masih memiliki kesempatan untuk berkumpul bersama. Pada siang hari ini saya diminta untuk menyampaikan renungan. Minggu yang lalu saya diminta untuk menggantikan seseorang. Dan hari Sabtu saya baru tahu kalau hari ini ada acara khusus, perpisahan dengan keluarga Ibu Suprantiningsih, S.Pd. yang purnatugas mulai 1 September 2010. Tentu tanggal 1 September adalah klimaks yang tidak akan pernah dilupakan. Setelah beberapa bulan kerja keras mempersiapkan kelengkapan akreditasi, akhirnya semua selesai. Klimaks yang sempurna.

Ibu, Bapak, dan keluarga besar SMA Kristen yang terkasih,
Bacaan kita tadi kisah perpisahan antara Abram dan Lot, paman dan kemenakan. Perpisahan harus terjadi karena tuntutan kebutuhan untuk melanjutkan dan melangsungkan hidup. Tuntutan melanjutkan dan melangsungkan hidup Abram dan Lot ditandai dengan perkelahian di antara kedua gembala Abram dan Lot. Untuk mencegah makin memburuknya hubungan dua kelompok, 13:8 Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. 13:9 Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri."
Dari ayat 8, ada bagian yang patut menjadi catatan yaitu ungkapan kita ini kerabat. Kerabat? Di kamus, kita akan menemukan kata kabat yang artinya mengikat, mengebat. Adapun kata kerabat artinya saudara dekat, famili yang masih satu keturunan. Keturunan atau ikatan darah dalam banyak tradisi dapat menjadi alasan sangat kuat untuk menyatukan orang, keluarga, kelompok, bahkan bangsa. Saudara sedarah menjadi alasan kuat untuk seseorang, kelompok, maupun bangsa berbela rasa hingga rela mengalirkan darah. Darah menjadi kabat, yang mengikat dua bagian atau lebih yang terpisah.

Saudara yang terkasih,
Apa relevansi dari bacaan kita hari ini beserta kisah di dalamnya? Ada yang relevan atau sama tetapi ada juga yang berbeda. Dari banyak perbedaan maupun persamaan itu, ada masing-masing satu persamaan dan perbedaan yang akan kita renungkan.

Persamaannya, seperti telah disampaikan, hari ini ada peristiwa dan acara perpisahan. Secara dinas, Ibu Suprantiningsih, S.Pd. berpisah dengan rekan-rekan kerjanya di SMA Kristen 1 Surakarta. Baik dengan guru-guru, staf TU, maupun karyawan yang lain. Namanya perpisahan, apa yang terjadi antara Abram dengan Lot juga terjadi pada peristiwa berpisahnya Bu Ning dengan civitas SMA Kristen 1 Surakarta.

Perbedaannya, perpisahan antara Abram dengan Lot dipicu oleh perkelahian sedangkan perpisahan antara Bu Ning dengan civitas SMA Kristen 1 Surakarta disebabkan oleh purna tugas atau pensiun. Jadi penyebabnya bukan karena perkelahian. Secara kedinasan, usia Bu Ning sudah sampai batas akhir untuk berdinas.

Saudara yang terkasih,
Meski kita berpisah, kita ini kerabat. Ungkapan yang disampaikan oleh Abram kepada Lot hendaknya menjadi inspirasi, bahkan pedoman bahwa kita ini memang kerabat. Bu Ning beserta keluarga dan keluarga besar SMA Kristen 1 Surakarta harus mengakui bahwa kita ini kerabat. Ada yang mengikat antara keluarga Bu Ning dengan keluarga besar SMA Kristen 1 Surakarta. Pengakuan bahwa kita ini kerabat, saudara dekat, famili yang masih satu keturunan, dan punya darah yang sama akan mengalirkan cinta dan kasih yang tidak ada habis-habisnya, yang tiada akhirnya. Endless love, itu tema renungan hari ini. Menurut kamus, endless artinya yang tidak ada habis-habisnya, yang tiada akhirnya. Love artinya kasih. Endless love, cinta kasih yang tiada berakhir kiranya mengaliri Bu Ning sekeluarga dan keluarga besar SMA Kristen 1 Surakarta.

Amin.